Pandangan Formalisme dan Konstruktivisme Filsafat Pendidikan Mtematika

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Yulia Wahyu Ariska dari kelas B semester satu  Pendidikan Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya. Disini saya akan membagi sedikit ilmu saya yang saya dapat saat sedang menjalankan studi di UIN Sunan Ampel Surabaya dan ini sekaligus menjadi salah satu tugas mata kuliah "Filsafat Pendidikan Matematika" pada kesempatan ini saya akan memberikan sedikit ilmu saya tentang "Pandangan Formalisme dalam Matematika" dan "Teori Konstruktivisme Filsafat Matematika" yang telah dipresentasikan oleh rekan saya dari kelompok satu dan kelompok dua. Yang pertama saya akan membahas tentang Pandangan Formalisme dalam Matematika terlebih dahulu.

 

Pandangan Formalisme dalam Matematika

Pandangan Formalisme dalam Matematika dicetuskan pertama kali oleh David Hilbert  matematika wan dari Jerman. Aliran Formalisme juga banyak dianut oleh matematikawan Amerika, akibat pengaruh Oswald Veblen dan V.E. Huntington. Aliran formalisme ini memiliki tujuan untuk menerjemahkan seluruh matematika ke dalam sistem formal yang kosong dari arti. Selain itu aliran fomalisme juga memiliki tujuan lain, yaitu untuk menerima kebenaran tanpa melakukan pembuktian pada semua matematika secara lengkap dan konsisten. Aliran formalisme juga sering dikenal dengan nama deduktivisme karena dalam formalisme haruslah menggunakan prinsip deduktif. Prinsip deduktif maksudnya setiap pernyataan harus bepedoman pada pernyataan yang telah ada sebelumnya. Aliran formalisme memiliki dua tesis, yaitu yang pertama matematika dapat dinyatakan dalam bentuk sistem formal yang kosong dari arti dan yang kedua matematika dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa sistem formal yang dibangun bebas dari segala  macam kontradiksi dan paradok. Pandangan formalisme juga memiliki dua aspek yaitu aspek ontologi dan aspek epistemologi. Aspek ontologi yaitu obyek-obyek yang dikaji dalam matematika. Obyek-obyeknya adalah fakta abstrak, konsep, definisi, relasi, operasi abstrak, serta prinsip abstrak sedangkan aspek epistemologi adalah keyakinan yang terbukti atau lebih tepatnya merupakan pengetahuan proposisional yang memuat proposisi-proposisi atau pernyataan-pernyataan yang dapat dipercaya dan tersedia landasan yang cukup untuk melakukan pembuktian. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu analogi, silogisme, premis  mayor, dan premis minor.

Selanjutnya saya akan menjelaskan tentang Teori Konstruktivisme Filsafat Matematika,

Teori Konstruktivisme Filsafat Matematika

Teori Konstruktivisme adalah teori pembelajaran yang menciptakan suatu makna dari apa yang dipelajari. Dalam pembelajarannya, pendekatan konstruktivisme mempunyai suatu konsep umum. Konsep umum tersebut adalah peserta didik diharapkan aktif membina suatu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah mereka dapatkan. Tujuannya sendiri adalah agar peserta didik termotivasi belajar, mengembangkan kemampuannya dan menekankan proses belajarnya sendiri. Selain itu, ada beberapa ciri-ciri proses belajar yang sangat ditekankan dalam teori ini, misalnya menekankan pada proses belajar bukan proses mengajar, mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar peserta didik, dan mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan. Namun tentunya teori ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teori ini salah satunya adalah peserta didik menjadi paham karena mereka terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka menjadi lebih faham dan dapat mengaplikasikannya dalam semua situasi sedangkan kelemahan teori ini peran guru sebgai pendidik kurang begitu mendukung.

Sekian dari saya, semoga sedikit ilmu yang saya berikan ini dapat menambah pengetahuan kalian.Semoga bermanfaat, sampai jumpa di halaman saya berikutnya. Wassalamualaikum wr.wb.